Jumat, 30 Agustus 2013

DO'A PENGIKAT HATI

DO'A PENGIKAT HATI



Allahumma innaka ta'lamu anna hadzihil qulub,
qadijtama-at 'alaa mahabbatik,
wal taqat 'alaa thaa'atik,
wa tawahhadat 'alaa da'watik,
wa ta‘aahadat ‘alaa nashrati syari'atik.
Fa watsiqillaahumma raabithataha,
wa adim wuddahaa,
wahdihaa subuulahaa,
wamla'haa binuurikal ladzii laa yakhbuu,
wasy-syrah shuduuraha bi faidlil imaanibik,
wa jamiilit-tawakkulli 'alaik,
wa ahyihaa bi ma'rifatik,
wa aamit-haa 'alaa syahaadati fii sabiilik...
Innaka ni'mal maula wa ni'man nashiir.

Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa sesungguhnya HATI-HATI kami ini,
Sungguh telah berkumpul karena cinta kepada-Mu,
dan berjumpa dalam ketaatan pada-Mu,
dan bersatu dalam dakwah-Mu,
dan berpadu dalam membela syariat-Mu.
Maka ya Allah, kuatkanlah ikatannya,
dan kekalkanlah cintanya,
dan tunjukkanlah jalannya,
dan penuhilah ia dengan cahaya yang tiada redup,
dan lapangkanlah dada-dada dengan fadillah iman yang berlimpah kepada-Mu,
dan indahkan ia dalam tawakkal kepada-Mu,
dan hidupkan ia dengan ma'rifah kepada-Mu,
dan matikan ia dalam syahid di jalan-Mu.
Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.

Aamiin...

Doa ini ditulis Syaikh Hasan Al Banna dalam kitab Majmu'atir Rasail. Saat itu fitnah PERPECAHAN sedang terjadi antar jama'ah Islam dan menghadapi Inggris. Ia menyebutnya DO’A RABITHAH atau DO’A PENGIKAT. Pengikat hati yang sedang dibangunkan untuk memikul beban kebangkitan umat. Beban mereka berat. Jumlah mereka sedikit. Musuh mereka banyak. Jadi mereka butuh landasan yang kokoh dan pengikat yang kuat. Landasannya adalah IMAN. Pengikatnya adalah CINTA. CINTA kepada Allah, CINTA kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, CINTA kepada Islam dan CINTA kepada ummat Islam dan manusia seluruhnya, yang merupakan ummat Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam.

CINTA menjalin jiwa-jiwa mereka dalam kelembutan yang menyamankan: maka setiap mereka adalah permadani sutera yang empuk, setiap orang dengan tipenya bisa duduk santai di situ. CINTA mereka selalu mampu menampung semua bentuk perbedaan: ada kebebasan berpendapat tapi tidak ada sikap yang melukai, ada keterbukaan tapi objektivitas tetap di atas segalanya. CINTA melahirkan pertanggungjawaban: setiap mereka selalu bertanya tentang sejauh mana mereka mampu mempertanggungjawabkan sikap mereka di depan Allah?

Tapi CINTA juga melahirkan kelembutan: maka perbedaan-perbedaan mereka terkelola dalam etika yang menyamankan jiwa. Karena setiap pembicaraan mereka selalu berujung amal. Beban Perbedaan diantara mereka tidak akan mengubah situasi mereka, seperti kata Iqbal, sebagai sapu lidi yang diikat cinta untuk membersihkan kehidupan.

Tapi CINTA juga memberi mereka energi. Para pemikul beban kebangkitan itu pastilah akan menempuh jalan perjuangan penuh liku dan pendakian. Pada setiap satu jarak waktu dan tempat beban mereka bertambah. Mereka pasti mengalami penuaan dini, seperti kata Rasulullah saw: “Surat Hud dan saudara-saudaranya telah mengubankan rambutku.” Kalau bukan dengan energi yang dahsyat, siapakah yang sanggup mendaki gunung sembari memikul beban? Dan CINTA-lah sumbernya.

Energi CINTA memicu mereka untuk bergerak dan bertumbuh dalam tempo yang cepat.Tapi ikatan CINTA mengatur irama mereka dalam keserasian yang indah. Itu sebabnya mereka kuat, nyaman, dan abadi walaupun menghadapi berbagai FITNAH KEJI. Jadi biarkan Sang Iman mengumumkan kembali CINTA nya: Maka eratkan ikatannya. Dan abadikan CINTAnya!

Dengan dasar CINTA tersebut dakwah Islam telah berkembang di seluruh negeri dan di ujung bumi, walaupun orang-orang yahudi, nashrani dan munafikin membenci.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 Belajar Sholat.